Jumat, 12 Oktober 2012

"DIK, AKU MEMANG INGIN MATI BERSAMAMU"


Inilah sebuah cerita asmara berujung darah. Karena kekasihnya menikah dengan pria lain, lelaki sok jagoan ini marah-marah. Bukan hanya ancaman, pisau pun bicara.

Benar kata orang, cinta memang buta. Saking butanya, bisa jadi gelap mata karena asmara ditolak. Itulah yang terjadi pada diri Agung Priyono (29) warga Jalan Bengawan Solo, Blitar (Jatim). Karena sakit hati tak bisa memiliki sang kekasih sebagai istri, Agung membabi buta menganiaya wanita yang sudah bersuami . Setelah itu, ia berusaha bunuh diri. Beruntung, keduanya masih bisa diselamatkan.

Cerita asmara berdarah ini terjadi Senin (10/10) lalu di Rumah Sakit (RS) Syuhada Haji, Blitar. Pagi itu Chuliati (28) yang sehari-hari berprofesi sebagai perawat, tengah sibuk mendampingi dokter melakukan pemeriksaan pasien. Belum lama ia mendampingi dokter, tiba-tiba Agung, mantan kekasihnya,datang menemui dirinya. "Kamu pilih aku atau Siswanto?" ujar Agung dengan nada keras dan tidak bersahabat.

Berkali-kali Siswanto mengutarakan pertanyaan itu. Melihat gelagat yang kurang baik, Chuliati mengajak Agung menuju ruang perawat. Chuliati mengku repot menjawab. Ia memang sudah jadi istri Siswanto. Di rahimnya juga bersemayam janin berusia empat bulan, buah cinta dengan suami yang menikahinya Juni 2005 lalu.

Namun, kalau menjawab 'Siswanto', Chuliati takut karena ia melihat sebilah pisau dari balik baju Agung, yang sepertinya sengaja ditunjukkan kepadanya. "Jadi saya kerepotan mau jawab apa? Saya hanya bisa berlaku halus supaya dia tak emosi," ujar Chuliati yang masih terbaring di RS. Syuhada, tempat biasa ia merawat pasien.

KALA PISAU BICARA
Kala itu, Chuliati berusaha menenangkan Agung. "Mas, sudahlah jangan malu-maluin. Masak di rumah sakit, kok, bawa-bawa pisau segala. Sudah jangan pakai gitulah," bujuk Chuliati. Bukan hanya Chuliati yang berusaha meredam emosi Agung. Yuli, kepala ruangan yang juga menyaksikan adegan itu, berusaha menenangkan Agung.

Mungkin merasa jengkel tak mendapat jawaban yang memuaskan hatinya, Agung mengeluarkan pisau dari balik bajunya. Secepat kilat pisau yang cukup besar itu diangkat tinggi-tinggi. Lalu, diayunkan dengan gerakan memotong jari-jarinya sendiri yag diletakkan di meja. Akibatnya, jari tengahnya langsung putus, sedangkan telunjuknya kiwir-kiwir.

Adegan mengerikan di depan matanya itu, membuat Chuliati nyaris pingsan. Belum sadar apa yang terjadi, Chuliati melihat Agung mengayunkan pisau ke tubuhnya. Berkali-kali sampai Chuliati tak ingat lagi. Yang pasti ia merasakah pedih karena luka di belakang telinga, perut bagian atas, dan dua jari tangan karena ia berusaha menangkis.

Samar-samar Chuliati juga melihat, Agung seperti orang kalap. Setelah itu, Agung merobek perutnya sendiri dengan pisau di tangannya sampai luka parah. Rupanya, Agung berniat mati bersama Chuliati. Setelah melukai dirinya sendiri, tubuh Agung lunglai dan jatuh terlentang. Pisau di tangannya sudah terlepas.

Saat itulah, Chuliati menggeliat dan berusaha berdiri. Menyaksikan Chuliati masih bertahan, Agung kembali beringas. Kembali pisau digenggam. Ia beberapa kali melukai paha kiri Chuliati. "Dia baru berhenti melukai saya,setelah ia tak berhasil menarik pisau yang menancap di paha saya," ujar Chuliati menceritakan peristiwa tragis itu. Di saat jatuh terlentang, Agung berkata, "Dik, aku memang ingin mati denganmu."

Seketika itu juga, RS gempar. Langsung saja Chuliati digotong rekan-rekannya masuk ruang operasi. Lukanya lumayan berat. Chuliati masih merasa beruntung karena anak dalam kandungannya tak ikut jadi korban. "Alhamdulillah, setelah dirontgent, bayi saya sehat-sehat saja," ujar Chuli.

Sementara itu, Agung yang juga bersimbah darah dibawa polisi ke RS Mardi Waluyo. Dari empat jarinya yang luka, hanya dua yang bisa diselamatlkan. Jari tengah dan telunjuk tak bisa disambung lagi. Sedangkan luka menganga di perut berhasil dijahit melalui proses operasi.

BERMULA SALING CURHAT
Mengapa peristiwa berdarah itu terjadi? Ceritanya ternyata cukup panjang dan berliku. Tragedi berdarah itu berawal dari hubungan asmara keduanya. Chuliati, sebenarnya adalah mantan kakak ipar Agung. Chuliati pernah menikah dengan Zainal Arifin yang tak lain adalah kakak kandung Agung. Pernikahan Chuliati dan Zainal retak. Puncaknya, tahun 2003 mereka pisah ranjang.

Menurut Chuliati, perpisahan itu dipicu karena suaminya tak punya pekerjaan. "Dia tak berusaha untuk mencari pekerjaan. Praktis hanya saya yang berusaha mencari nafkah. Bagi saya itu adalah persoalan prinsip karena menyangkut tanggung jawab suami. Saya pun memutuskan pisah darinya," ujar Chuliati menceritakan.

Nah, di penghujung perpisahan dengan suaminya, dalam waktu bersamaan Agung juga tengah bermasalah dengan istrinya. Ia yang semula tinggal bersama istrinya menjadi sering pulang ke rumah orang tuanya. Sama-sama bermasalah, keduanya saling curhat. "Ia juga menceritakan, rumah tangganya sedang retak," ujar Chuli polos.

Sering bertemu dan saling curhat, bertautlah kedua hati mereka. Mereka sama-sama mengisi kekosongan hati. Namun, setahun kemudian, Chuliati merasa ada gelagat kurang baik dalam diri Agung. Chuliati merasa dijadikan sapi perahan oleh Agung. "Dia selalu minta uang kepada saya, tapi dia sendiri tak mau kerja," tambahnya.

Selain itu, Chuli juga jengkel karena Agung berlaku kasar padanya. "Suatu kali, dia pernah kehilangan dompet. Dia yang enggak hati-hati, tapi justru saya saya yang dimarahi habis-habisan," ujar Chuliati seraya mengatakan, sepeda motornya sempat dijual oleh Agung dan uangnya dihabiskan.

Tak ada pilihan lain,Chuliati perlahan-lahan meninggalkan Agung. Chuliati juga menyarankan agar Agung kembali lagi kepada istri dan anaknya. "Saya pernah melihat, istri Agung datang ke rumah mertuanya. Saya curiga, sebenarnya Agung sudah pisah dari istrinya atau tidak. Kalau pisah, kok, istrinya masih datang ke rumah mertua. Makanya saya sarankan Agung untuk balik pada istrinya lagi saja," papar Chuli.

Namun, Agung tak mau cinta terlarang itu berakhir. Bahkan, Agung mengajak Chuliati untuk segera menikah. "Sebenarnya, saya tetap ingin pisah. Sayangnya, saya tak bisa tegas. Sebab, dia selalu mengancam akan membunuh kalau saya menolaknya," paparnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar