Inilah sebuah cerita asmara berujung darah. Karena
kekasihnya menikah dengan pria lain, lelaki sok jagoan ini marah-marah. Bukan
hanya ancaman, pisau pun bicara.
Benar kata orang, cinta memang buta. Saking butanya, bisa
jadi gelap mata karena asmara ditolak. Itulah yang terjadi pada diri Agung
Priyono (29) warga Jalan Bengawan Solo, Blitar (Jatim). Karena sakit hati tak
bisa memiliki sang kekasih sebagai istri, Agung membabi buta menganiaya wanita
yang sudah bersuami . Setelah itu, ia berusaha bunuh diri. Beruntung, keduanya
masih bisa diselamatkan.
Cerita asmara berdarah ini terjadi Senin (10/10) lalu di
Rumah Sakit (RS) Syuhada Haji, Blitar. Pagi itu Chuliati (28) yang sehari-hari
berprofesi sebagai perawat, tengah sibuk mendampingi dokter melakukan pemeriksaan
pasien. Belum lama ia mendampingi dokter, tiba-tiba Agung, mantan
kekasihnya,datang menemui dirinya. "Kamu pilih aku atau Siswanto?"
ujar Agung dengan nada keras dan tidak bersahabat.
Berkali-kali Siswanto mengutarakan pertanyaan itu. Melihat
gelagat yang kurang baik, Chuliati mengajak Agung menuju ruang perawat.
Chuliati mengku repot menjawab. Ia memang sudah jadi istri Siswanto. Di
rahimnya juga bersemayam janin berusia empat bulan, buah cinta dengan suami
yang menikahinya Juni 2005 lalu.
Namun, kalau menjawab 'Siswanto', Chuliati takut karena ia
melihat sebilah pisau dari balik baju Agung, yang sepertinya sengaja
ditunjukkan kepadanya. "Jadi saya kerepotan mau jawab apa? Saya hanya bisa
berlaku halus supaya dia tak emosi," ujar Chuliati yang masih terbaring di
RS. Syuhada, tempat biasa ia merawat pasien.
KALA PISAU BICARA
Kala itu, Chuliati berusaha menenangkan Agung. "Mas,
sudahlah jangan malu-maluin. Masak di rumah sakit, kok, bawa-bawa pisau segala.
Sudah jangan pakai gitulah," bujuk Chuliati. Bukan hanya Chuliati yang
berusaha meredam emosi Agung. Yuli, kepala ruangan yang juga menyaksikan adegan
itu, berusaha menenangkan Agung.
Mungkin merasa jengkel tak mendapat jawaban yang memuaskan
hatinya, Agung mengeluarkan pisau dari balik bajunya. Secepat kilat pisau yang
cukup besar itu diangkat tinggi-tinggi. Lalu, diayunkan dengan gerakan memotong
jari-jarinya sendiri yag diletakkan di meja. Akibatnya, jari tengahnya langsung
putus, sedangkan telunjuknya kiwir-kiwir.
Adegan mengerikan di depan matanya itu, membuat Chuliati
nyaris pingsan. Belum sadar apa yang terjadi, Chuliati melihat Agung
mengayunkan pisau ke tubuhnya. Berkali-kali sampai Chuliati tak ingat lagi.
Yang pasti ia merasakah pedih karena luka di belakang telinga, perut bagian atas,
dan dua jari tangan karena ia berusaha menangkis.
Samar-samar Chuliati juga melihat, Agung seperti orang
kalap. Setelah itu, Agung merobek perutnya sendiri dengan pisau di tangannya
sampai luka parah. Rupanya, Agung berniat mati bersama Chuliati. Setelah
melukai dirinya sendiri, tubuh Agung lunglai dan jatuh terlentang. Pisau di
tangannya sudah terlepas.
Saat itulah, Chuliati menggeliat dan berusaha berdiri.
Menyaksikan Chuliati masih bertahan, Agung kembali beringas. Kembali pisau
digenggam. Ia beberapa kali melukai paha kiri Chuliati. "Dia baru berhenti
melukai saya,setelah ia tak berhasil menarik pisau yang menancap di paha
saya," ujar Chuliati menceritakan peristiwa tragis itu. Di saat jatuh
terlentang, Agung berkata, "Dik, aku memang ingin mati denganmu."
Seketika itu juga, RS gempar. Langsung saja Chuliati
digotong rekan-rekannya masuk ruang operasi. Lukanya lumayan berat. Chuliati
masih merasa beruntung karena anak dalam kandungannya tak ikut jadi korban.
"Alhamdulillah, setelah dirontgent, bayi saya sehat-sehat saja," ujar
Chuli.
Sementara itu, Agung yang juga bersimbah darah dibawa polisi
ke RS Mardi Waluyo. Dari empat jarinya yang luka, hanya dua yang bisa
diselamatlkan. Jari tengah dan telunjuk tak bisa disambung lagi. Sedangkan luka
menganga di perut berhasil dijahit melalui proses operasi.
BERMULA SALING CURHAT
Mengapa peristiwa berdarah itu terjadi? Ceritanya ternyata
cukup panjang dan berliku. Tragedi berdarah itu berawal dari hubungan asmara
keduanya. Chuliati, sebenarnya adalah mantan kakak ipar Agung. Chuliati pernah
menikah dengan Zainal Arifin yang tak lain adalah kakak kandung Agung.
Pernikahan Chuliati dan Zainal retak. Puncaknya, tahun 2003 mereka pisah
ranjang.
Menurut Chuliati, perpisahan itu dipicu karena suaminya tak
punya pekerjaan. "Dia tak berusaha untuk mencari pekerjaan. Praktis hanya
saya yang berusaha mencari nafkah. Bagi saya itu adalah persoalan prinsip
karena menyangkut tanggung jawab suami. Saya pun memutuskan pisah
darinya," ujar Chuliati menceritakan.
Nah, di penghujung perpisahan dengan suaminya, dalam waktu
bersamaan Agung juga tengah bermasalah dengan istrinya. Ia yang semula tinggal
bersama istrinya menjadi sering pulang ke rumah orang tuanya. Sama-sama
bermasalah, keduanya saling curhat. "Ia juga menceritakan, rumah tangganya
sedang retak," ujar Chuli polos.
Sering bertemu dan saling curhat, bertautlah kedua hati
mereka. Mereka sama-sama mengisi kekosongan hati. Namun, setahun kemudian,
Chuliati merasa ada gelagat kurang baik dalam diri Agung. Chuliati merasa
dijadikan sapi perahan oleh Agung. "Dia selalu minta uang kepada saya,
tapi dia sendiri tak mau kerja," tambahnya.
Selain itu, Chuli juga jengkel karena Agung berlaku kasar
padanya. "Suatu kali, dia pernah kehilangan dompet. Dia yang enggak
hati-hati, tapi justru saya saya yang dimarahi habis-habisan," ujar
Chuliati seraya mengatakan, sepeda motornya sempat dijual oleh Agung dan
uangnya dihabiskan.
Tak ada pilihan lain,Chuliati perlahan-lahan meninggalkan
Agung. Chuliati juga menyarankan agar Agung kembali lagi kepada istri dan
anaknya. "Saya pernah melihat, istri Agung datang ke rumah mertuanya. Saya
curiga, sebenarnya Agung sudah pisah dari istrinya atau tidak. Kalau pisah,
kok, istrinya masih datang ke rumah mertua. Makanya saya sarankan Agung untuk
balik pada istrinya lagi saja," papar Chuli.
Namun, Agung tak mau cinta terlarang itu berakhir. Bahkan,
Agung mengajak Chuliati untuk segera menikah. "Sebenarnya, saya tetap
ingin pisah. Sayangnya, saya tak bisa tegas. Sebab, dia selalu mengancam akan
membunuh kalau saya menolaknya," paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar